Kenangan Bersilaturahmi dengan KH. Muhammad Ilyas Ruhiat

Sekitar 1999 saya berkunjung di kediaman KH. Muhammad Ilyas Ruhiat (almarhum), tokoh Nahdhatul Ulama (NU) Tasikmalaya. Kunjungan ke rumahnya di kompleks Pondok Pesantren Cipasung, Tasikmalaya pada 1999 dalam rangka mendapatkan informasi awal dan sekaligus meminta ijin untuk bisa masuk ke wilayah Ciamis/Pengandaran, yang ketika itu sedang merebak isu pembantaian dukun santet di Pangandaran dan sekitarnya.

Sebenarnya ketika itu, Rois Am Pengurus Besar (PB) NU yang terpilih pada muktamar ke-29 NU di pesanteran Cipasung (1994) ini berat untuk memberikan ijin saya dan tim masuk ke wilayah tersebut. Pasalnya, pangandaran sekitarnya ketika itu sangat berbahaya untuk dimasuki oleh warga luar, apalagi dari Jakarta. Alhamdulillah, Ajengan Cipasung ini memberikan izin dan memberikan doa agar saya dan tim (Tabloid DeTAK) tidak mendapat halangan.

Usai bertemu dengan Anjengan Ilyas, selanjutnya melanjutkan perjalanan ke wilayah Pangandaran bersama seorang mahasiswa di Taksimalaya, yang kebetulan adalah putra Pangandaran (lupa namanya). Alhamdulillah, kami masuk dengan mudah di wilayah Pangadaran. Walaupun, saat masuk desa pertama di Pangandaran sekumpulan massa dengan membawa golok menghadang saya dan tim.

Selama hampir seminggu, kami melakukan investigasi di Pangandaran. Kami pun berkesempatan menyaksikan penggalian makam yang menjadi korban isu dukun santet yang berlangsung di malam hari. Menariknya lagi juga sempat berbincang dengan satu diantara pelaku pembunuhan (tentunya kami tidak mengaku sebagai jurnalis).

Pengalaman yang luar biasa dan menegangkan ketika itu. Senangnya lagi bisa bersilaturahmi dengan Anjengan Cipasung, seorang ulama NU berpengaruh dan cerdas ini. Pasalnya, sejak usia 9 tahun Anjengan Ilyas sudah menguasai kitab Jurumiyah (ilmu nahwu) dan pada usia 15 tahun telah menguasai kitab Alfiyah Ibnu Malik (Ilmu Sharaf yang dirakit dalam seribu bait syair).

Dan sejak usia 15 tahun Anjengab Ilyas sering dipercaya menggantikan ayahnya untuk mengajar. Ketika ayahnya ditangkap dan dipenjarakan oleh penjajah Belanda, Anjengan Ilyaslah yang menggantikan posisi sang ayah sebagai guru di pesantren.

KH. Muhammad Ilyas Ruhiat wafat di Tasikmalaya, 18 Desember 2007. Semoga Allah SWT menerima amal dan ibdahnya. Amin ya rabbal alamin. Al Fatihah.

Trims kang Idon Haryana (fotografer Tabloid DeTAK) yang sudah mengabadikan momen indah ini.

Dipublikasi di Uncategorized | Meninggalkan komentar

Dunia Hari Ini: 3 Januari

Berbagai peristiwa yang terjadi pada 2 Januari di berbagai belahan dunia, diantaranya:

1777 – Perang Revolusi Amerika Serikat: Pasukan Amerika Serikat dipimpin Jenderal George Washington mengalahkan pasukan Inggris dipimpin Jenderal Lord Cornwallis dalam Pertempuran Princeton.

1833 – Britania menguasai Kepulauan Falkland di Atlantik Selatan.

1885 – Perang China – Perancis: Pertempuran Núi Bop dimulai

1919 – Dalam Konferensi Perdamaian Paris, Emir Faisal I dari Irak menandatangi perjanjian dengan pemimpin Zionis Chaim Weizmann tentang pembagian tanah Yahudi di Palestina dan bangsa Arab di sebagian besar wilayah Timur Tengah.

1925 – Benito Mussolini mengumumkan pemerintahan kediktatoran fasis di Italia.

1945 – Perang Dunia II: Laksamana Chester W. Nimitz diangkat sebagai panglima Angkatan Laut Amerika Serikat di Pasifik dalam persiapan penyerangan atas Iwo Jima dan Okinawa di Jepang.

1946 – Presiden Ir. Soekarno memindahkan ibu kota Republik Indonesia dari Jakarta ke Yogyakarta karena alasan keamanan setelah pendaratan pasukan Sekutu di Jakarta yang diboncengi oleh pasukan kolonial Belanda (disebut NICA, Netherlands Indies Civil Administration).

1993 – Presiden Amerika Serikat George Bush dan Presiden Federasi Rusia Boris Yeltsin menandatangani Pakta Pengurangan Senjata Strategis atau Strategic Arms Reduction Treaty (START) kedua di Moskow, Rusia.

Dipublikasi di Sejarah Dunia | Meninggalkan komentar

Gempa dan Sejarah Singkat Cianjur

Sebuah catatan ringan geopolitik Cianjur

Saat ini kita tertuju dengan kota di Cianjur yang pada Senin (22 Nopember 2022) wilayahnya mengalami guncangan gempa magnitudo 5,6.

Menurut laporan BMKG, gempa bumi Cianjur dipicu oleh pergerakan Sesar Cimandiri. Sesar Cimandiri merupakan sesar atau patahan geser aktif yang memanjang mulai dari muara Sungai Cimandiri di Pelabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, lalu mengarah ke timur laut melewati Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Subang.

Dalam catatan sejarah, gempa di wilayah Cianjur dan sekitarnya ini sudah pernah terjadi sejak tahun 1844. Bahkan pada tahun 1879, gempa menyebabkan banyak rumah rusak di wilayah Sukabumi.

Bagi saya cianjur memiliki banyak keistimewaan dalam hal keindahan alam dan kesenian serta budayanya. Hanya beberapa tempat yang menarik bagi saya bila ke wilayah Cianjur hingga kini. Pertama, di wilayah Gunung Padang. Tepatnya berada di perbatasan Dusun Gunungpadang dan Panggulan, Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur. Kedua, wilayah Gentur, daerah pengrajin lampu gentur. Yang dalam proses pembuatannya, ada pengrajin yang tak berberzikir.

Untuk lampu gentur, saya dengan lembaga langit Indonesia Tradisi, sempat menjadi suplier untuk mengekspor lampu-lampu gentur. Sayangnya, kegiatan ini kami hentikan ketika wabah covid muncul di negeri ini.

Nah bagaimana dengan sejarah Cianjur?

Sejarah Kabupaten Cianjur sangat sedikit diketahui. Namun berdasarkan cerita dari para orang tua, daerah Kabupaten Cianjur dahulunya adalah termasuk kedalam wilayah Kerajaan Pajajaran.

Konon, Cianjur pertama kali didirikan oleh Raden Aria Wiratma yang merupakan putra R.A. Wangsa Goparana Dalem Sagara Herang pada tanggal 12 Juli 1677. Pada pertengahan abad ke-17 terjadi perpindahan rakyat dari Talaga ke Sagara Herang yang dipimpin oleh Aria wangsa Goparana.

Aria wangsa Goparana adalah keturunan Kerajaan Talaga, yang terpaksa meninggalkan Talaga karena masuk Islam, sedangkan para Sunan Talaga waktu itu masih kuat memeluk Hindu. Ia mendirikan Nagari Sagara Herang dan menyebarkan Agama Islam ke daerah sekitarnya. Bersama dengan Pangeran Girilaya, dia mendirikan pesantren.

Kota Cianjur menjadi Kota Keresidenan Priangan pada masa Raden Kusumah Diningrat dengan wilayah meliputi Pelabuhan Ratu sebelah barat, Sungai Citanduy dengan barisan Gunung Halimun, Mega Mendung, Tangkuban Perahu sebelah timur, dan Samudra Indonesia sebelah selatan.

Kemudian pada masa Bupati R.A.A Prawiradiredja wilayah Cianjur mengalami perubahan menjadi Cikole sebelah barat, Sukabumi sekarang, Bandung dan Tasikmalaya dengan Ibukota Keresidenan dipindahkan ke Bandung.

Perkebunan karet dan teh merupakan akibat dari sistem tanam paksa (cultur stelsel). Perkebunan tersebut merupakan tempat hiburan akhir pekan bagi asisten residen dan orang-orang belanda yang tinggal di Cianjur dan cenderung membuat rumah didaerah Cipanas-Puncak.

Secara Geografis, Kabupaten Cianjur terletak pada 106. 25o -107. 25o Bujur Timur dan 6.21o – 7.32o Lintang Selatan dengan batas-batas administratif: Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah Kabupaten Bogor dan Kabupaten Purwakarta.

Cianjur memiliki 3 filosopi: Ngaos, Mamaos dan Maenpo.

Ngaos adalah tradisi mengaji yang mewarnai suasana dan nuansa Cianjur dengan masyarakat yang dilekati dengan keberagamaan. Citra sebagai daerah agamis ini konon sudah terintis sejak Cianjur lahir sekitar tahun 1677 di mana wilayah Cianjur ini dibangun oleh para ulama dan santri tempo dulu yang gencar mengembangkan syiar Islam. ltulah sebabnya Cianjur juga sempat mendapat julukan gudang santri dan kyai sehingga mendapat julukan KOTA SANTRI.

Mamaos adalah seni budaya yang menggambarkan kehalusan budi dan rasa menjadi perekat persaudaraan dan kekeluargaan dalam tata pergaulan hidup. Seni mamaos tembang sunda Tembang Cianjuran lahir dari hasil cipta, rasa dan karsa Bupati Cianjur R. Aria Adipati Kusumahningrat yang dikenal dengan sebutan Dalem Pancaniti. la menjadi dalem tatar Cianjur sekitar tahun 1834-1862. Seni mamaos ini terdiri dari alat kecapi indung (Kecapi besar dan Kecapi rincik (kecapi kecil) serta sebuah suling yang mengiringi panembanan atau juru. Pada umumnya syair mamaos ini lebih banyak mengungkapkan puji-pujian akan kebesaran Tuhan dengan segala hasil ciptaan-Nya.

Maenpo adalah seni bela diri pencak silat yang menggambarkan keterampilan dan ketangguhan. Pencipta dan penyebar maenpo ini adalah R. Djadjaperbata atau dikenal dengan nama R. H. Ibrahim, aliran ini mempunyai ciri permainan rasa yaitu sensitivitas atau kepekaan yang mampu membaca segala gerak lawan ketika anggota badan saling bersentuhan. Dalam maenpo dikenal ilmu Liliwatan (penghindaran) dan Peupeuhan (pukulan).

Apabila filosofi tersebut diresapi, pada hakekatnya merupakan symbol rasa keber-agamaan, kebudayaan dan kerja keras.

Dengan keberagamaan sasaran yang ingin dicapai adalah terciptanya keimanan dan ketaqwaan masyarakat melalui pembangunan akhlak yang mulia. Dengan kebudayaan, masyarakat cianjur ingin mempertahankan keberadaannya sebagai masyarakat yang berbudaya, memiliki adab, tatakrama dan sopan santun dalam tata pergaulan hidup.

Kini, nagari Cianjur sedang mengalami duka akibat gempa yang mengoyang wilayahnya. Semoga masyarakat Cianjur tabah dan bangkit kembali. Bersama kita akan ikut berpartisipasi membangun daerah yang berdampak gempa.

Mengutip lagu budayawan Eros Djarot, Badai pasti berlalu. InsyaAllah.

-catatan ringan dari lantai 2 depan PLN Duren Tiga

Dipublikasi di Kampung Halaman, KENARI | Tag | Meninggalkan komentar

G20 dan Kepentingan Nasional Republik Indonesia

G20 mengingatkan kami pada tahun 2012 ketika mengikuti diskusi terbatas yang diselenggarakan oleh Kementerian Luar Negeri RI.

Pada kesempatan Focus Group Discussion(FGD) yang dilaksanakan Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (BPPK Kemlu RI), Senin, 22 Januari 2012, tim Global Future Institute (GFI) masih tetap konsisten menyampaikan masukan positif kepada lembaga pemerintah ini.

Terkait tema diskusi “Organisasi Internasional sebagai Instrumen Tata Kelola Global: Kepentingan Nasional dan Manfaat Ekonomi untuk Mendukung MP3EI,” tim yang diwakili Rusman, Direktur Korporat dan Ferdiansyah Ali, Manajer Program menyampaikan tanggapan pada acara diskusi terbatas yang berlangsung di Hotel Red Top, Jakarta.

Diantaranya, terkait Organisasi Internasional (International Organization) sejatinya Indonesia harus mempertimbangkan azas manfaatnya atau untung ruginya ikut serta dalam lembaga Internasional. Pasalnya, keikutsertaan Indonesia di forum tersebut tidaklah gratis, namun harus mengeluarkan biaya (kontribusi) yang tidak sedikit.

Setidaknya, berdasarkan catatan Sekretaris Direktorat Jenderal Multilateral Kemlu RI, di tahun 2012 kontribusi yang harus dibayar Indonesia sebesar Rp. 263 milyar lebih. Dan di tahun 2013 diprediksi membengkak sebesar Rp. 292 milyar lebih atau persinya Rp. 292. 172.054.133, 48. Jadi jelas pemerintah harus mempertimbangkan untung dan ruginya dalam keikutsertaan Indonesia di beberapa organisasi internasional tersebut.

Seperti diketahui, Indonesia menjadi anggota pada sekitar 196 organisasi yang ada. “Sebanyak 21 keanggotaan Indonesia pada OI sedang dalam proses penetapan oleh Presiden RI,” jelas Rina Soemarno, salah satu pembicara dari Sekretaris Direktorat Jenderal Multilateral Kemlu RI ini.

Hal lain yang disampaikan oleh Tim GFI adalah bahwa Indonesia tidak memiliki kebijakan luar negeri yang jelas. Setidaknya, apa yang disampaikan GFI ini sesuai dengan pointer resmi GFI yang disampaikan pada acara FGD sebelumnya (baca: DAMPAK PERTIKAIAN GLOBAL: SIKAP POLITIK DAN REVOLUSI INDUSTRI DI INDONESIA {Sebuah Telaah Geopolitik). Setidaknya, bila dibandingkan Amerika, negeri ini jelas memiliki kebijakan luar negeri, yang sampai kapanpun adalah minyak.

Siapapun presidennya Amerika pasti akan selalu mengedepankan minyak sebagai target utama dalam kepentingan nasionalnya. “Sementara kepentingan nasional Indonesia apa,” tanya Rusman diforum terbatas ini.

Berdasarkan hal tersebut, GFI menilai perlu adanya kajian yang membahas manfaat dari keikutsertaan Indonesia dilembaga Internasional ini dari sisi ekonomi. Pasalnya, bila dikaitkan dengan tema yang diusung dalam forum ini-Masterplan Percepatan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3E1) tentu ini adalah masalah ekonomi.

Selain itu, terkait dengan kepentingan nasional, agaknya para diplomasi kita tidak mempertimbangkan apa sebenarnya menjadi kepentingan nasional Indonesia tersebut. Pertanyaan lagi, apa antar kementerian memiliki komunikasi yang baik?

Apapun, forum diskusi ini harus terbatasi dengan waktu yang relatif singkat. Sehingga tidak sedikit tanggapan dari peserta diskusi yang terjawab dengan memuaskan, termasuk pertanyaan yang dilontarkan tim GFI.

Dipublikasi di KENARI | Meninggalkan komentar

Antara Etos Kerja dan Kepribadian

Membangun SDM yang unggul bukan perkara mudah. Selain menilai etos kerja (kasat mata), rupanya di ilmu psikologis mengajarkan juga pentingnya melihat kepribadian sesesorang. Dan beragam jenis kepribadian menurut literasi yang didapat.

Kepribadian avoidiant. Jenis kepribadian ini umumnya memiliki beberapa tanda khusus. satu diantara tandai yang sangat menonjol adalah fobia sosial yang sangat ekstrem. Kemudian tanda-tanda lainnya yaitu sangat sensitif terhadap masukan atau kritik yang ditujukan pada pribadi yang memiliki jenis kepribadian ini. Cemas dan takut yang berlebihan pada orang, dan lebih menyukai hidup terisolasi.

Kepribadian dependent. Jenis kepribadian dependent sangat bergantung pada orang lain. Seseorang dengan jenis kepribadian ini selalu membutuhkan arahan dan bimbingan dari orang lain. Ia akan selalu bertanya dalam mengerjakan pekerjaan. Karena tipe kepribadian ini selalu mendapatkan arahan dan bimbingan, karyawan dengan kepribadian dependent ini bisa menjadi karyawan yang loyal dan terlatih.

Sayangnya karyawan seperti ini bukanlah tipe pribadi yang mandiri. Pribadi dependent juga lebih menyukai pekerjaan yang sudah diengkapi dengan petunjuk alias jenis pekerjaan yang siap pakai. Mereka cenderung memiliki rasa cemas dan takut yang berlebihan, khususnya ketika pekerjaan mereka ditolak atau tidak disukai oleh atasan atau karyawan lainnya.

Kepribadian histerik. Tipe kepriadian histerik adalah tipe kepribadian yang tergolong mudah senang dan memiliki antusiasme yang tinggi. Tipe kepribadian yang satu ini cocok sekali menjadi pemimpin. Mereka yang memiliki tipe kepribadian histerik cenderung menggunakan intuisi mereka dalam mengambil keputusan. Mereka juga menyukai keramaian. Kelebihan lainnya yaitu pribadi histerik adalah tipe pribadi yang murah hati.

Hebatnya lagi mereka dapat mengubah lingkungan sekitar mereka menjadi lebih ceria dan bersemangat berkat sifat ceria si pemilik tipe kepribadian histerik. Hanya saja emosi mereka dapat berubah dengan sangat cepat. Suasana hati yang semula ceria dapat berubah menjadi depresif ketika si pemilik kepribadian histerik berubah mood. Karena mereka lebih mengandalkan intuisi, perasaan, dan emosi, mood mereka dapat berubah dengan drastis hanya karena suatu hal yang mungkin sepele.

Pemilik kepribadian histerik dapat dijadikan aset perusahaan jika diberi arahan yang benar. Kepribadian histerik identik dengan pribadi yang energik, kreatif, dan sangat antusias.

Kepribadian borderline personality memiliki ciri-ciri emosi yang tidak stabil, terlalu emosional, impulsif, dan irasional.

Pribadi dengan tipe kepribadian borderline personality sebaiknya dihindari untuk dipekerjakan di organisasi/komunitas/perusahaan karena sangat berpotensi untuk merusak tatanan yang telah ada. Mereka cenderung memaksa orang-orang yang ada di sekitarnya untuk percaya pada mereka. Jika ada orang yang tidak percaya dengan mereka, mereka akan menunjukan kemarahannya. Sedikit mirip dengan tipe kepribadian histerik, mereka mudah depresi.

(Refrensi seputar SDM menjadi santapan bacaan karena saat ini bergelut dalam pengelolaan SDM di tengah membangun starup bisnis).

Dipublikasi di Perilaku | Meninggalkan komentar

Manfaat Mendaki Gunung, Versi Pribadi

Sebagian orang menilai, aktifitas mendaki gunung adalah pekerjaan penuh resiko dan sia-sia. “Ngapain sih leo naik gunung?. Udah sampai di atas, turun lagi. cape-capean aja!.”

Ketika masih giat mendaki dulu kerap mendapat komentar semacam itu. Padahal, sadar atau tidak, sebenarnya banyak manfaat yang bisa diambil ketika seseorang mendaki gunung.

Setidaknya, ada beberapa manfaat yang bisa didapat bila seseorang mendaki gunung. Pertama, melatih kesabaran. Perjalanan panjang mencapai puncak gunung sungguh sangat melelahkan (sengaja tdk pakai kalimat Capek– kata ini indentik dengan kapok). Dan rupanya kesabaran menjadi bekal kekuatan mencapai puncak.

Kedua, melatih keyakinan. Tanpa keyakinan yang kuat agak mustahil bisa sampai ke puncak gunung.

Ketiga, melatih kecekatan/kesigapan. Di gunung kecekatan/kesigapan sangat dibutuhkan. Apalagi disaat menghadapi kondisi cuaca tidak bersahabat, seperti badai dan hujan.

Keempat, melatih jiwa untuk bersikap menghargai. Menghargai kawan sependakian, setidaknya ini berkaitan dengan dengan kondisi tim. Tim yang baik selalu menjaga kekompakan. Biasanya rumus yang dipakai adalah: “Hargai Kawan TIM Pendakian yang kondisinya fisiknya Lemah.” Dan menghargai adat istiadat daerah pendakian setempat juga penting. Kadang ini disepelekan.

Kelima, melatih jiwa untuk terus bersyukur.

Bersyukur atas Ciptaan-NYA menjadi sikap yang luar biasa untuk dimiliki. Melihat pemandangan dari atas puncak gunung adalah pengalaman yang luar biasa.

Hanya sekedar mereview koq. Punya pendapat yang beda?!. Monggo. Selamat rehat. Senantiasa Sehat dan Sukses selalu.

*Catatan lama yang terserak di sosmed.

Dipublikasi di Rileks | Meninggalkan komentar

Perang Hibrida, Perang Kelanjutan Proxy War yang Patut Diwaspadai

2 September 2017

Sekalipun Piagam PBB menegaskan bahwa semua negara berkomitmen untuk saling menghormati kedaulatan dan kepentingan nasional masing-masing, namun fakta yang terjadi adalah tetap berlangsungnya perang konvensional non konvensional. Kenyataan ini membuat bangsa Indonesia perlu melakukan kewaspadaan yang tinggi terhadap sistem pertahanannya.

Hal tersebut mencuat dalam acara Diskusi Panel Serial (DPS) bertajuk Pertahanan Non Militer, yang berlangsung di Jakarta Convention Center (JCC), Sabtu (2/9/2017).

Narasumber diskusi yang diprakarsai Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan TNI/Polri Indonesia (FKPPI ) tersebut antara lain, Sesjen Wantanas Letjen TNI Nugroho Widyotomo yang diwakili oleh Mayor Jenderal Toto Siswanto, Gubernur Lemhanas Letjen TNI (Purn) Agus Wijoyo, Ketua Umum PPAD Letjen TNI (Purn) Kiki Syahnakri.

Terlebih banyak contoh nyata dari beberapa negara di Afrika dan Timur Tengah yang hancur karena perang tersebut. Atau contoh negara yang hancur sekalipun tidak satupun peluru meletus.

Karena itu menurut Letjen TNI Nugroho Widyotomo yang disampaikan Mayjen TNI Toto Siswanto, Indonesia kini wajib mewaspadai tiga jenis perang yang ada di dunia. Perang militer, perang nonmiliter, dan perang hibrida.

Dari ketiga perang tersebut, perang militer skalanya semakin mengecil, sementara itu perang nonmiliter semakin berkembang, dan perang hibrida paling mengemuka.

“Perang hibrida adalah dua sumber daya peperangan yang relatif berbeda dipadukan sedemikian rupa menjadi satu jenis peperangan baru yang dimiliki keunggulan luar biasa. Keunggulan luar biasa’ ini dimanfaatkan oleh pihak tertentu yang memiliki superioritas terhadap lawannya. Dan ternyata Indonesia, ternyata dalam kancah perang ini,” kata Toto. Baca lebih lanjut

Dipublikasi di KENARI | Tag , | Meninggalkan komentar

Bela Negara dan Peran Serta Warga Negara Membangun Negeri

Letak geografis Indonesia yang strategis memiliki potensi ancaman yang semakin kompleks. Bentuk ancaman terhadap kedaulatan negara yang terjadi saat ini makin bersifat multidimensional seiring dengan perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, informasi, dan komunikasi. Oleh karenanya, segenap bangsa Indonesia dituntut dapat mengatasi setiap ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan, baik yang datang dari dalam maupun luar negeri.

Terkait hal ini diperlukan sebuah pemahaman akan pentingnya kesadaran bela negara. Dan hal ini memerlukan peran serta aktif dari segenap bangsa Indonesia agar kita dapat menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kesadaran bela negara memiliki dasar hukum yang kuat, yaitu Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 ayat 3, yang mengamatkan bahwa “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara” dan Pasal 30 ayat (1) mengamanatkan bahwa “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usha pertahanan dan keamanan negara” Baca lebih lanjut

Dipublikasi di KENARI, Makalah | Tag , | Meninggalkan komentar

11 Ton Sampah Berhasil Diangkut dari Gunung Everest

Sampah hingga kini masih menjadi persoalan yang pelik di hampir semua negara, utamanya di kota-kota besar. Rupanya sampah tidak hanya menjadi masalah untuk warga kota, tetapi juga menjadi masalah serius nun di atas gunung. Simak saja seperti yang dilakukan Pemerintah Nepal dengan menggelar ekspedisi pembersihan Gunung Everest di awal bulan Juni lalu. Ekspedisi ini berhasil mengangkut turun 11 ton sampah dan empat jasad pendaki.

Berdasarkan keterangan para pejabat pemerintah Nepal, tim ekspedisi yang kembali dari gunung setinggi 8.850 meter itu sebagian besar lerengnya dipenuhi kotoran manusia, botol bekas oksigen, robekan tenda, tali, kantong plastik, dan sampah lainnya. Otoritas setempat berpendapat temuan tersebut sebagai hal memalukan bagi sebuah negara yang beroleh pemasukan yang cukup besar dari pendakian Gunung Everest. Baca lebih lanjut

Dipublikasi di Keragaman Hayati, Lingkungan | Tag | Meninggalkan komentar

Bangga, Games Berkarakter Bela Negara

Kabar gembira bagi sedulur yang suka games di gadget. Selasa malam lalu kami bertatap muka dengan tim yang menciptakan games dengan konsep pertempuran. Yang menarik, selain games ini dibuat oleh putra-putra Indonesia, konten-kontennya sarat dengan muatan lokal (pertempurnya menggunakan baju-baju adat daerah seperti Jawa, Bali dan Papua). Lokasi-lokasi pertempuran di games ini juga menampilkan heritage seperti candi borobudur, prambanan dan lainnya.

Saat ini masih terus dikembangkan versi-versi lainnya. “Kami sengaja menampilkan khas Indonesia. Dan unsur bela negara juga kami tonjolkan digames yang kami buat ini,” ujar Mayor Andrean, Koordinator tim pengembangan games berkarakter bela negara. Baca lebih lanjut

Dipublikasi di Indonesia Mendunia, Teknologi Informasi | Tag , | Meninggalkan komentar